Minggu, 22 September 2013

Pengambilan Keputusan (Silabus 4)

1. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan  adalah  suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

Membuat Keputusan: Rasionalitas, Rasionalitas Terbatas, dan Intuisi
Pengambilan keputusan manajerial diasumsikan bersifat rasional. Dengan asumsi itu kita maksudkan bahwa para manajer membuat pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai, dengan kendala tertentu. Apakah yang mendasari berbagai asumsi rasionalitas itu dan seberapa valid asumsi-asumsi itu?
Asumsi rasionalitas pengambil keputusan yang rasional secara sempurna akan sepenuhnya bersikap objektif dan logis. Dia akan mendefinisikan masalah dengan saksama dan akan memiliki sasaran yang jelas dan tertentu. Selain itu, membuat keputusan dengan menggunakan rasionalitas secara konsisten akan menghasilkan pemilihan alternative yang memaksimalkan kemungkinan pencapaian sasaran tersebut.

Asumsi-asumsi rasionalitas
Pengambilan keputusan manajerial secara rasional itu mengasumsikan bahwa keputusan itu dibuat demi kepentingan ekonomi terbaik organisasi tersebut. Artinya, si pengambil keputusan itu diasumsikan memaksimalkan kepentingan organisasi tersebut, bukan kepentingannya sendiri.
Pengambilan keputusan manajerial dapat mengikuti pengasumsian rasional jika syarat-syarat berikut ini dipenuhi: manajer itu dihadapkan pada masalah sederhana yang sasarannya jelas dan alternative-alternatifnya terbatas, dimana tekanan waktu sangat sedikit dan biaya untuk mencari dan mengevaluasi alternative itu rendah, yang mana budaya organisasinya mendukung inovasi dan pengembalian resiko, dan dimana hasil-hasilnya relative konkrit dan dapat di ukur. Tetapi keputusan-keputusan yang dihadapi para manajer di dunia nyata tidak memenuhi semua uji itu.
Contoh : 
jika seseorang dihadapkan dengan 2 pilihan produk, produk A menawarkan harga yang tidak terlalu mahal dengan kualitas barang yang tinggi sedangkan produk B menawarkan harga yang sangat murah dengan kulaitas barang yang rendah pula, konsumen yang dihadapkan pada 2 pilihan ini cenderung akan memilih produk A dengan harga yang relative murah dengan kualitas yang tinggi disbanding produk B yang kualitasnya produknya rendah walaupun dengan harga murah.

Rasionalitas Terbatas
Perilaku yang rasional berdasarkan parameter proses pengambilan keputusan yang disederhanakan, yang dibatasi (dipagari) oleh kemampuan seseorang untuk memproses informasi. Para manajer mengetahui bahwa pengambilan keputusan yang “baik” diandaikan melakukan hal-hal tertentu: mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan, berbagai alternative, mengumpulkan informasi, dan bertindak secara tegas, namun berhati-hati. Para manajer, dengan demikian, diharapkan menampilkan perilaku pengambilan keputusan yang benar. Dengan berbuat begitu, para manajer memberi isyarat kepada atasan, rekan sejawat, dan bawahan mereka bahwa mereka itu kompeten dan bahwa keputusan mereka merupakan hasil pertimbangan yang cerdas dan rasional.

Dasar Pengambilan Keputusan :


Menurut George R.Terry menyebutkan 5 dasar  (basis) dalam pengambilan keputusan, yaitu: (1) intuisi;  (2) pengalaman; (3) fakta; (4) wewenang;  dan (5) rasional.

1. Intuisi 

     Pengambilan keputusan berdasarkan Intuisi adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan dan pertimbangan yang sudah terkumpul. pengambilan intuisi ini mengandung unsur keuntungan dan kelemahaan yaitu sebagai berikut :
Kepuntungan :

a. waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek

b. untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya

c. kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.


Kelemahan:
 a. Keputusan yang dihasilkan relatif
kurang baik.

b. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.

c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.

      Para peneliti yang mengkaji pengggunaan intuisi oleh manajer dalam pengambilan keputusan menemukan 5 aspek intuisi yang berbeda-beda. Lihat Bagan dibawah ini :
          
1.    Keputusan Berdasarkan Kognitif
        Yaitu Manajer membuat keputusan berdasarkan keahlian, pengetahuan, dan pelatihan yang ia miliki. 
contoh :
     2.    Keputusan Berdasarkan Perasaan
         Yaitu Manajer membuat keputusan berdasarkan perasaan atau emosi. 
    3. Keputusan Berdasarkan pengalaman
        Yaitu Manajer membuat keputusannya berdasarkan pengalaman masa lampau mereka. 
     4.  Keputusan Berdasarkan nilai atau etik
          Yaitu Manajer membuat keputusan berdasarkan nilai etika atau budaya. Contohnya Pemutusan Miss World di Indonesia. Ada yang pro dan kontra gelar miss world di indonesia, terutama MUI sangat tidak setuju Miss World diadakan di Indonesia karena takut dikhawatirkan para kontestan memakai pakaian yang tidak sesuai dengan budaya timur ini, tapi dilain sisi ada yang setuju dengan penyelenggaraan miss world ini. Disinilah tugas Manajer untuk mengatasi masalah yang berdasarkan nilai etika atau budaya. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk memindahkan penyelenggaraan Miss World yang tadinya di Jakarta dipindahkan ke Bali yang mayoritas masyarakatnya menerima budaya luar yang sudah terbiasa memakai pakaian Barat. 
      5. Pemrosesan mental bawah sadar
          Yaitu manajer menggunakan data dari pikiran bawah sadar untuk membantu mereka membuat keputusan.  
2. Pengalaman
     Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.

3. Fakta
     Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

4. Wewenang
      Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :

a. Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa

b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama

c. Memiliki daya autentisitas yang tinggi


Kelemahan:
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas

b. Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial

c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan
5. Logika/Rasional
     Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
·         kejelasan masalah
·         orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
·         pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
·         preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
·         hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal 

Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan

Baik keputusan itu terprogram ataupun tidak terprogram dan baik model yang dipilih manajer itu klasik, administrative ataupun politik, ada 6 (enam) langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif. Langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus megerti dahulu apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluang muncul ketika manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja diatas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan.

2. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk menspesifikasikansebab-sebab penting, pertanyaan tersebut antara lain :
· Keadaan tidak seimbang seperti apakah yang mempengaruhi kita ?
· Kapankah keadaan ini muncul ?
· Dimanakah keadaan ini muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
· Pada siapakah keadaan ini muncul ?
· Apakah kegentingan-kegentingan dari masalah ini ?
· Apakah hubungan-hubungan dari peristiwa ini ?
· Apakah yang menjadi hasil dari aktifitas ini ?

3. Pengembangan Alternatif
Untuk keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.

4. Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.

5. Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative, dan tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan digunakn untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternative terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya alternative ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan

6. Evauasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.



Tujuan Dari Pengambilan Keputusan:

·         Pencapaian tujuan organisasi secara lancar, mudah & efisien.
·         Pemecahan masalah atas kendala yang di hadapi organisasi ( yang seringkali bersifat kontradiktif).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan 

Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1.       hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2.      setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
3.      setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
4.      jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5.      pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6.      pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
7.      diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
8.     setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
9.      setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.
1.    Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2.    Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3.    Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.    Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5.    Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6.    Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

3. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

Terdapat dua jenis pengambilan keputusan, yaitu :


Keputusan yang Terprogram adalah Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Karena masalah yang terjadi sudah jelas apa yang harus dilakukan. Bagi seorang analis mereka  diharus mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara jelas
Contoh : pengambilan keputusan di Rumah Sakit
Tukar dinas, ganti orang jika karyawan mendadak sakit, stock obat habis, pemeriksaan lab second opinion, jam kunjung pasien, aturan umum penetapan harga sembako, pemberian potongan uang gedung bagi Mahasiswa baru, denda peminjaman buku,  PHK, penutupan rekening, pemutusan sambungan telp, denda bagi pengunjung hotel

Keputusan yang Tidak Terprogram adalah keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang unik, sulit dikenali dan sangat tidak terstrukturserta membawa konsekuensipenting bagi organisasi. Sebagian besar kepusan tidak terprogram berkaitan dengan perencanaan strategis karena tingkat ketidakjelasannyayang tinggi dan keputusan-keputusan yang harus diambil pun rumit.
Contoh : pengambilan keputusan di Rumah Sakit
Buka cabang, masalah obat KJS, pilot tidak mengenal daerah sekitar dan petanya hilang.



 Sumber

http://candra-zulisman.blogspot.com/2013/04/dasar-pengambilan-keputusan-jenis-jenis.html?m=1http://auliaaprianneputri.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-dasar-pengambilan_6895.html http://dwipurnamasari72.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-keputusan.html http://effectivegoals.blog.perbanas.ac.id/2011/06/12/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/
P. Robbins Stephen, Coulter Mary, Management eight edition, (Terjemahan oleh Harry Slamet Manajemen Edisi kedelapan), PT Indeks 2009.

2 komentar: