Kamis, 04 Desember 2014

Resume Buku MANAJEMEN PENDIDIKAN INDONESIA Prof. DR. Made Pidarta (Tugas Teori Belajar dan Pembalajaran)



RESUME

Buku: Manajemen Pendidikan Indonesia
Penulis: Prof. DR. Made Pidarta
Manajemen Pendidikan Indonesia
Di buku Manajemen Pendidikan Indonesia karya Prof. DR. Made Pidarta salah satunya membahas mengenai uraian tentang Manajemen Strategik, suatu manajemen yang menyangkut pengembangann sekolah secara utuh atau keseluruhan yang berbeda dengan pengembangan dimensi-dimensi tertentu seperti yang dibahas dalam buku ini.

Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagaiaktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan Manajemen Pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesa disebutkan bahwa istilah manajemen berasal dari “administratie” yang berarti tata-usaha. Dalam pengertian manajemen tersebut, administrasi menunjukpada pekerjaan tulis-menulis di kantor. Pengertian inilah yang menyebabkan timbulnya contoh-contoh keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung, karena manajemen dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis.

Manajemen berdasarkan sasaran (mbs) adalah management by objectives yaitu sistem pengawasan manajer dan karyawannya bersama-sama emnetapkan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu. Bila suatu organisasi memkaia pendekatan sistem berarti para personalianya berpikir dan bekerja secara sistem. Mereka sebagai salah satu jenis sumber, bersama-sama dengan sumber-sumber non manusia lainnya merupakan satu kesatuan untuk melakukan tuags-tugas guna mencapai tujuan organisasi. Setiap organisasi pada umumnya mempunyai satu tujuan. Organisasi pendidikan Indonesia misalnya mempunyai tujuan mengembangkan manusia Indonesia secara total yang dijiwai oleh filsafat Pancasila. Organisasi yang memakai pendekatan sistem ini akan mengarahkan semua sumber-sumber pendidikannya untuk mencapai tujuan itu. Manajemen sebagai pusat administrasi akan melakukan kegiatannya atas dasar tujuan yang ingin dicapai.

Struktur organisasi adalah salah satu sub sistem dari manajemen sebagai sistem. Sebagai sub sistem, maka ia wajib mendapat perhatian yang relatif sama dari manajer seperti halnya dengan sub sistem-sub sistem yanglain. Sub sistem-sub sistem manajemen yang lain itu ialah teknik, personalia, informasi, an lingkungan. Bagaimana struktur diwujudkan agar ia dapat melayani kebutuhan-kebutuhan ligkungan pendidikan? Bagaimana struktur dibuat agar ia bisa bersifat fleksibel sehingga dapat diterapkan pada berbagai situasi pendidikan Indonesia? Bagaimana struktur diperlakukan agar ia memberi kontribusi yanng optimal kepada pencapaian tujuan organisasi pendidikan? Inilah beberapa pertanaan pokok yang harus dijawab dan dilaksanakan oleh manajer pada aspek struktur.

Manajemen pada aspek teknik adalah usaha para manajer menangani teknik-teknik yang ada dalam organisasinya, agar teknik-teknik itu dapat digunakan seoptimal munkin dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Teknik-teknik yang sudah ada dipelihara dan dimanfaatkan, bila perlu direvisi agar lebih cocok dengan kegunaanya. Teknik-teknik baru dikembangkan pula untuk menjawab tantangan perubahan zaman, baik dalam tekniknya itu sendiri maupun dalam usaha memenuhi tuntutan lingkungan dan inovasi. Segala macam tuags-tugas organisasi untuk merealisasi misi organisasi.

Manajemen pada aspek personalia (Management By People), personalia ialah semua anggota organiasasi yang bekerj untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai, dan para wakil siswa/mahasiswa. Termasuk juga para manajer pendidikan yang mungkn dipegang oleh beberapa guru. Wakil siswa/ mahasiswa seperti anggota OSIS dan anggota senat mahasiswa misalnya dimasukkan juga sebagai personalia organisasi pendidikan sebab mereka ikut berpartisipasi dalam menjaga kelangsungan dan meningkatkan aktivitas-aktivitas pendidikan. Paling sedikit mereka dimintai umpan balik oleh para pengambil keputusan.

Informasi berfungsi sebagai penghubung antra berbagai bagian organiasasi sehingga bagian-bagian itu tidak terisolasi satu dengan yang lain, melainkan tetap meupakan suatu kesatuan dalam organisasi. Karena fungsinya yang penting ini ada ahli yang mengibaratkan informasi itu sebagai darah organisasi, bila darah itu tdak ada atau tidak berjalan maka matilah organisasi itu (Shrode, 1974, h. 448). Dikatakannya informasi sebagai agen untuk menompang kehidupan organisasi. Fungsi informasi yang penting ini suda disadari oleh sebagian ahli pendidikan di Indonesia. Terbukti uunit-unit kerja yang menangani informasi ini sudah mulai dibangun pada lebaga-lembaga pendidikan, terutama di perguruan tinggi. Namun sayang, sebagian besar masih dlaam taraf awal, sehingga belum dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya. Masih ada beberapa informasi yang tidak relevan dengan kebutuhan.begitu pula laporan-laporan tidak sepenuhnya digunakan dalam pengambilan keputusan (BP3K, 1978, h. 24/10). Hal ini dapat disebabkan oleh kesukaran mengumpulakn data, kurang kesadaran para pemberi data akan manfaat informasi, dan kurang lengkapnya data/informasi untuk mengambil kesimpulan. Disamping informasi berfungsi menghubungkan bagian-baguan organisasi, dalam fungsinya itu sekaligus ia merupakan alat kontrol atau pengawasan bagi organisasi bersangkutan.

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan tejadi di sekeliling proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati. Keempat kelompok benda-benda lingkungan pendidikan itu ikut berperan dalam rangka usaha setiap siswa/mahasiswa mengembangkan dirinya. Tetapi manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada lingkungan yang berwujud manusia yaitu masyarakat.

Seperti diketahui bahwa tugas manaemen antara lain ialah mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan dan memanfaatkannya seoptimal mungkin. Sumber-sumber pendidikan ini dapat saja diambil dari lingkunga sekolah/ kampus dan bisa berupa keempat kelompok benda-benda lingkungan di atas. Namun sumber-sumber pendidikan itu biasanya secara langsung ditangani oleh guru-guru dalam usaha mereka meningkatkan proses belajar mengajar masing-masing. Manajer hanya memberi petunjuk-petunjuk umum saja. Perhatian manajer terpusat kepada kelompok manusia atau masyarakat lingkungannya. Sebba hanya masyarakatlah yang bisa diajak berbicara tentang hal-hal yang menyangkut pendidikan, termasuk menunjukkan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati apa yang ada disekitar mereka yang bisa dipakai bahan untuk belajar. Anggota masyarakat inilah teman manajer yang bisa diajak merenanakan, mengkoordinasi, dan bahkan dapat ikut mengontrol jalannya pendidikan.

Manajemen ialah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Sumber-sumber pendidikan itu mencakup orang-orang, uang, bahan pelajaran, media pendidikan, prasarana, sarana dan informasi. Sumber-sumber ini tidak selalu tersedia dan berada pada organisasi atau lembaga pendidikan, melainkan seringkali bertebaran ada di sana-sini. Keadaan seperti ini perlu ditata oleh para manajer agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh lembaga. Untuk maksud itu para manajer membutuhkan keterampilan-keterampilan tertentu.

Ada 3macam keterampilan manajer yaitu keterampilan konsep, keterampilan manusiawi, dan keterampilan teknik. Keterampilan konsep ialah keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi, sedangkan keterampilan manusiawi ialah keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi, dan mengarahkan, sementara itu keterampilan teknik ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu (Hersey, 1978, h. 6)

Organisasi adalah sesuatu yang berkembang. Ia mengalami pasang surut. Namun, pada umumnya ia semakin besar, walaupun banyak juga yang mati tidak dapat mempertahankan hidupnya. Keadaan seperti ini juga berlaku dalam organisasi pendidikan. Pada umumnya lembaga-lembaga pendidikan dapat berkembang menjadi lebih besar, di samping ada beberapa yang tetap kerdil menunggu kematiannya.

Salah satu faktor yang membuat organisasi itu dapat berkembang adalah kompetensi manajernya. Manajer yang mempunyai kompetensi memadai cenderung mampu meningkatkan organisasi, sebaliknya manajer yang kurang memiliki kompetensi cenderung membuat organisasi itu mandeg atau mundur. Sebab manajer adalah merupakan pusat atau inti administrasi. Sedangkan administrasi adalah proses yang ada dalam organisasi. Kalau proses itu makin jelek dan akhirnya macet menandakan organisasi itu mundur dan akhirnya mati.

Oleh sebab itu kompetensi para manajer juga perlu dikembangkan, disamping mengembangkan kompetensi para bawahan. Seperti diketahui dunia ini selalu berubah yang dapa mempengaruhi organisasi pendidikan. Maka menjadi tantangan dan tanggung jaab manajer penidikan untuk menyongsong perubahan ini, agar lembaga pendidikan tetap tegak berdiri dan bahkan tetap menjadi meru penerangan dan agen pembaruan bagi lingkungannya.

Siapa seharusnya berinisiatif mengembangkan kompetensi para manajer? Yang berinisiatif ialah manajer tertinggi, sebab ia yang paling bertanggung jawab atau memegang tanggung jawab terakhir atas hidup matinya suatu lembaga pendidikan. Bila lembaga itu memiliki yayasan dapat juga inisiatif pengembangan ini dapat juga bersumber dari instansi ataasan seperti dari Kantor Departmen Pendidikan Jawa Timur misalnya atau Departemen Pendidikan pusat untuk manajer-manajer sekolah di Jawa Timur.

Pengembangan manajer disekolah menengah bisa bersumber dari inisiatif kepala sekolahnya untuk mengembangkan diri sendiri sebagai manajer. Untuk mengembangkan diri seperti ini tidak perlu sellau menunggu saran atau instruksi dari atasan. Ia dapat  belajar sendiri dengan segala daya upaya, seperti membaca buku, majalah, berkonsultasi kepada orang yang dipandang sudah ahli, berdiskusi dengan sesama manajer, dan sebagainya. Begitu pula dengan pengembangan manajer di perguruan tinggi dapat dimuli dari inisiatif rektornya. Ia berusaha agar para dekan dan ketua jurusan bisa belajar secara informal tentang hal-hal yang berkaitan dengan pkeerjaan manajer, disamping ia sendiri juga mempelajarinya.