Jumat, 27 September 2013

Struktur Organisasi Silabus 5

Struktur Organisasi

Pengertian Struktur dan Organisasi menurut ahli :
·         Menurut KBBI Struktur adalah cara sesuatu yang disususn atau dibangun dengan pola tertentu. Organisasi adalah kelompok kerja sama suatuindividu dengan individu lainnya untuk mencapai tujuan.
·         Organisasi menurut Stoner adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
·         Organisasi menurut James D. Mooney  adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai  tujuan bersama.
·         Organisasi menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Pengertian Struktur Organisasi menurut ahli :
·          Menurut Handoko, 2003:169 Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tangggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
·          Menurut (Hasibuan, 2011:128) Struktur organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan dan jenis wewenang penjabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan system pimpinan organisasi.
·          Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa struktur organisasi adalah penggambaran bagian-bagian, posisi-posisi, tugas serta tanggung jawab dari perorangan dalam suatu organisasi yang berbentuk bagan atau kerangka. 

A.Faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Dalam perancangan suatu struktur oraganisasi, memiliki faktor-faktor utama yang menentukannya. Adapun faktor-faktor tersebut  yaitu :

a)      Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Chandler telah menjelaskan
hubungan strategi dan struktur organisasi dalam studinya pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika. Dia pada dasarnya menyimpulkan bahwa “struktur mengikuti strategi”. Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dalam saluran komunikasi dapat disusun diantara para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi berubah maka struktur organisasi juga berubah.
      b)      Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk  
             memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi.
             Contoh, perusahaan mobil yang  mempergunakan teknologi industri masal  
             akan memerlukan tingkat standardisasi (penyesuaian) dan spesialisasi yang lebih
             tinggi dibanding perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan perubahan
             mode.
c)        Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan diantara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi. Disamping itu, orang-orang diluar organisasi, seperti pelanggan, supplier dan sebagainya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
d)        Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. semakin besar ukuran organisasi, struktur oraganisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat. (Handoko, 2003:169-170).



B) Fungsi Struktur Organisasi


Gibson menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan pola formal kegiatan dan hubungan di antara berbagai sub-unit dalam sebuah organisasi. Menurut pandangan Gibson, kita dapat melihat struktur organisasi sebagai : a)bagan dari susunan kotak-kotak yang berarti struktur yang bersifat statis. b)hubungan kegiatan yang merupakan struktur yang besifat dinamis.
Fungsi struktur dalam sebuah organisasi adalah memberikan informasi kepada seluruh manusia yang menjadi anggotanya untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang harus ia kerjakan, berkonsultasi atau bertanggung jawab kepada siapa, sehingga proses kerjasama menuju pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kejelasan gambaran struktur organisasi akan memberikan kemudahan bagi pimpinan untuk mendistribusikan jabatan kepada seseorang yang tepat, sehingga daya guna dan hasil guna dapat terwujud.
Fungsi atau kegunaan struktur dalam sebuah organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.       Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan  atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
2.      Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
3.      Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
4.      Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat saling menguntungkan.


C.      Bagaimana Proses Pengaorganisasian?


Pengertian Pengorganisasian menurut Menurut Handoko (2003):
1.       Penentuan Sumber Daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
2.      Proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kea rah tujuan
3.       Penugasan tanggung jawab tertentu
4.      Pendelegasian (penyerahan) wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya
5.      Pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan, fisik dan manusia dalam organisasi
6.       Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya 

Unsur-Unsur struktur organisasi terdiri dari:
1.       Spesialisasi kegiatan
2.      Koordinasi kegiatan
3.      Standarisasi kegiatan
4.      Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.      Ukuran satuan kerja
Proses pengorganisasian menurut Ernest Dale dalam Buku Manajemen dari James A.F. Stoner sebagai berikut :
1.       Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan, maka kita harus merinci seluruh pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan bisa sesuai dengan apa yang dikerjakan dalam organisasi.
2.      Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Biasanya dalam organisasi yang telah merinci pekerjaan apa yang akan dilakukan, organisasi tersebut akan membagi pekerjaan tersebut ke dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu pekerjaan dikelompokan sesuai kualifikasinya lalu di bagi ke dalam  bidang-bidang dalam organisasi. Bidang-bidang itu yang akan mengerjakan tugas tersebut.
3.      Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien. Setelah dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau divisi-divisi organisasi untuk melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.
4.      Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan sesuai bidang organisasi, maka perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi yang akan membutuhkan sumber daya yang sama atau data yang sama, itulah perlunya koordinasi.
5.      Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Seecara umum Proses pengorganisasian  terdiri dari 5 langkah yang terjadi secara terus-menerus (berkelanjutan) dimana dalam pelaksanaan proses tersebut perlu dilakukan penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas organisasi. Perhatikan gambar dibawah ini!







D.      Elemen-Elemen Struktur Organisasi

Dalam struktur organisasi, terdapat 6 elemen kunci yang harus diperhatikan dalam menyusunnya. Berikut ini adalah 6 elemen yang dimaksud :
1.       Spesialisasi Pekerjaan
Tugas-tugas dalam struktur organisasi dibagi-dibagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri sesuai dengan spesialisasinya.
2.      Departementalisasi
Elemen struktur ini sebagai dasar yang digunakan untuk engelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Elemen ini dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
3.      Rantai Komando
Elemen struktur ini merupakam garis wewenang (tanpa putus) yang membentang dari puncak organisasi ke posisi paling bawah. Elemen ini pun akan menjelaskan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa.
4.      Rentang Kendali
Elemen struktur ini meenunjukan jumlah bawahan dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif
5.      Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Sementara itu, desentralisasi merupakan lawan daari sentralisasi
6.      Formalitas
Elemen struktur ini menjelaskan sejauh mana pekerjaan-pekerjaan didala organisasi dibakukan





E.       Bentuk-Bentuk Organisasi

Bentuk – Bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1.     Organisasi Garis
        Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasi masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikannya :
a.    Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
b.    Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan.
c.    Proses pengambilan keputusan cepat.
d.    Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
e.    Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya :
a.    Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas, maka seluruh organisasi terancam kehancuran.
b.    Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
c.    Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2.    Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu, yang tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pemimpin didalam organisasi.
          Kebaikannya :
a.    Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil serta apapun tujuan perusahaan.
b.    Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adanya staf ahli.
c.    Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat dikembangkan menjadi suatu spesialisasi.
d.    Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
e.    Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu tangan.
f.    Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
g.    Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya :
a.    Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
b.    Perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
c.    Kesatuan komando berkurang.
d.    Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan tugas.
3.    Organisasi Fungsional  
Organisasi yang disusun atas dasar fungsi yang harus dilaksanakan. Organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
a.    Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b.    Spesialisasi karyawan lebih efektif dijalankan dan dikembangkan.
c.    Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d.    Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Kelemahannya :
a.    Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja.
b.    Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
c.    Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering timbul konflik.
4.    Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
a.    Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan terperinci.
b.    Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
c.    Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
a.    Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat pelaksanaan tugas.
b.    Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
c.    Kreativitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor kolektivitas lebih dipentingkan.

 Tujuan dan manfaat organisasi :

1.       Mengataasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimikinya dalam mencapai tujuannya
2.       Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama (motif pencapaian tujuan)
3.       Wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama- sama
4.       Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang (motif berprestasi)
5.       Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja
6.       Wadah mengelola lingkungan bersama-sama
7.       Wadah mencari keuntungan bersama-sama (motif uang)
8.       Wadah menggunakan kekuasaan dan pengawasan )motif kekuasaan)
9.       Wadah mendapatkan penghargaan (motif penghargaan)
10.   Wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks
11.   Waadah menambah pergaulan
12.   Wadah memanfaatkan waktu luang


Sumber :


Usman, Husaini (2013). Manjaemen. Jakarta: Bumi Akrasa

Minggu, 22 September 2013

Pengambilan Keputusan (Silabus 4)

1. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan  adalah  suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

Membuat Keputusan: Rasionalitas, Rasionalitas Terbatas, dan Intuisi
Pengambilan keputusan manajerial diasumsikan bersifat rasional. Dengan asumsi itu kita maksudkan bahwa para manajer membuat pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai, dengan kendala tertentu. Apakah yang mendasari berbagai asumsi rasionalitas itu dan seberapa valid asumsi-asumsi itu?
Asumsi rasionalitas pengambil keputusan yang rasional secara sempurna akan sepenuhnya bersikap objektif dan logis. Dia akan mendefinisikan masalah dengan saksama dan akan memiliki sasaran yang jelas dan tertentu. Selain itu, membuat keputusan dengan menggunakan rasionalitas secara konsisten akan menghasilkan pemilihan alternative yang memaksimalkan kemungkinan pencapaian sasaran tersebut.

Asumsi-asumsi rasionalitas
Pengambilan keputusan manajerial secara rasional itu mengasumsikan bahwa keputusan itu dibuat demi kepentingan ekonomi terbaik organisasi tersebut. Artinya, si pengambil keputusan itu diasumsikan memaksimalkan kepentingan organisasi tersebut, bukan kepentingannya sendiri.
Pengambilan keputusan manajerial dapat mengikuti pengasumsian rasional jika syarat-syarat berikut ini dipenuhi: manajer itu dihadapkan pada masalah sederhana yang sasarannya jelas dan alternative-alternatifnya terbatas, dimana tekanan waktu sangat sedikit dan biaya untuk mencari dan mengevaluasi alternative itu rendah, yang mana budaya organisasinya mendukung inovasi dan pengembalian resiko, dan dimana hasil-hasilnya relative konkrit dan dapat di ukur. Tetapi keputusan-keputusan yang dihadapi para manajer di dunia nyata tidak memenuhi semua uji itu.
Contoh : 
jika seseorang dihadapkan dengan 2 pilihan produk, produk A menawarkan harga yang tidak terlalu mahal dengan kualitas barang yang tinggi sedangkan produk B menawarkan harga yang sangat murah dengan kulaitas barang yang rendah pula, konsumen yang dihadapkan pada 2 pilihan ini cenderung akan memilih produk A dengan harga yang relative murah dengan kualitas yang tinggi disbanding produk B yang kualitasnya produknya rendah walaupun dengan harga murah.

Rasionalitas Terbatas
Perilaku yang rasional berdasarkan parameter proses pengambilan keputusan yang disederhanakan, yang dibatasi (dipagari) oleh kemampuan seseorang untuk memproses informasi. Para manajer mengetahui bahwa pengambilan keputusan yang “baik” diandaikan melakukan hal-hal tertentu: mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan, berbagai alternative, mengumpulkan informasi, dan bertindak secara tegas, namun berhati-hati. Para manajer, dengan demikian, diharapkan menampilkan perilaku pengambilan keputusan yang benar. Dengan berbuat begitu, para manajer memberi isyarat kepada atasan, rekan sejawat, dan bawahan mereka bahwa mereka itu kompeten dan bahwa keputusan mereka merupakan hasil pertimbangan yang cerdas dan rasional.

Dasar Pengambilan Keputusan :


Menurut George R.Terry menyebutkan 5 dasar  (basis) dalam pengambilan keputusan, yaitu: (1) intuisi;  (2) pengalaman; (3) fakta; (4) wewenang;  dan (5) rasional.

1. Intuisi 

     Pengambilan keputusan berdasarkan Intuisi adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan dan pertimbangan yang sudah terkumpul. pengambilan intuisi ini mengandung unsur keuntungan dan kelemahaan yaitu sebagai berikut :
Kepuntungan :

a. waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek

b. untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya

c. kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.


Kelemahan:
 a. Keputusan yang dihasilkan relatif
kurang baik.

b. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.

c. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.

      Para peneliti yang mengkaji pengggunaan intuisi oleh manajer dalam pengambilan keputusan menemukan 5 aspek intuisi yang berbeda-beda. Lihat Bagan dibawah ini :
          
1.    Keputusan Berdasarkan Kognitif
        Yaitu Manajer membuat keputusan berdasarkan keahlian, pengetahuan, dan pelatihan yang ia miliki. 
contoh :
     2.    Keputusan Berdasarkan Perasaan
         Yaitu Manajer membuat keputusan berdasarkan perasaan atau emosi. 
    3. Keputusan Berdasarkan pengalaman
        Yaitu Manajer membuat keputusannya berdasarkan pengalaman masa lampau mereka. 
     4.  Keputusan Berdasarkan nilai atau etik
          Yaitu Manajer membuat keputusan berdasarkan nilai etika atau budaya. Contohnya Pemutusan Miss World di Indonesia. Ada yang pro dan kontra gelar miss world di indonesia, terutama MUI sangat tidak setuju Miss World diadakan di Indonesia karena takut dikhawatirkan para kontestan memakai pakaian yang tidak sesuai dengan budaya timur ini, tapi dilain sisi ada yang setuju dengan penyelenggaraan miss world ini. Disinilah tugas Manajer untuk mengatasi masalah yang berdasarkan nilai etika atau budaya. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk memindahkan penyelenggaraan Miss World yang tadinya di Jakarta dipindahkan ke Bali yang mayoritas masyarakatnya menerima budaya luar yang sudah terbiasa memakai pakaian Barat. 
      5. Pemrosesan mental bawah sadar
          Yaitu manajer menggunakan data dari pikiran bawah sadar untuk membantu mereka membuat keputusan.  
2. Pengalaman
     Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.

3. Fakta
     Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

4. Wewenang
      Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :

a. Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa

b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama

c. Memiliki daya autentisitas yang tinggi


Kelemahan:
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas

b. Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial

c. Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan
5. Logika/Rasional
     Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
·         kejelasan masalah
·         orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
·         pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
·         preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
·         hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal 

Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan

Baik keputusan itu terprogram ataupun tidak terprogram dan baik model yang dipilih manajer itu klasik, administrative ataupun politik, ada 6 (enam) langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif. Langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus megerti dahulu apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah muncul ketika pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluang muncul ketika manajer melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja diatas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan.

2. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah dalam pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi yang penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian pertanyaan untuk menspesifikasikansebab-sebab penting, pertanyaan tersebut antara lain :
· Keadaan tidak seimbang seperti apakah yang mempengaruhi kita ?
· Kapankah keadaan ini muncul ?
· Dimanakah keadaan ini muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
· Pada siapakah keadaan ini muncul ?
· Apakah kegentingan-kegentingan dari masalah ini ?
· Apakah hubungan-hubungan dari peristiwa ini ?
· Apakah yang menjadi hasil dari aktifitas ini ?

3. Pengembangan Alternatif
Untuk keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.

4. Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.

5. Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative, dan tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer akan digunakn untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternative terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya alternative ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan

6. Evauasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru.



Tujuan Dari Pengambilan Keputusan:

·         Pencapaian tujuan organisasi secara lancar, mudah & efisien.
·         Pemecahan masalah atas kendala yang di hadapi organisasi ( yang seringkali bersifat kontradiktif).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan 

Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1.       hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2.      setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
3.      setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
4.      jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5.      pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6.      pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
7.      diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
8.     setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
9.      setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.
1.    Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2.    Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3.    Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.    Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5.    Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6.    Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

3. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

Terdapat dua jenis pengambilan keputusan, yaitu :


Keputusan yang Terprogram adalah Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Karena masalah yang terjadi sudah jelas apa yang harus dilakukan. Bagi seorang analis mereka  diharus mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara jelas
Contoh : pengambilan keputusan di Rumah Sakit
Tukar dinas, ganti orang jika karyawan mendadak sakit, stock obat habis, pemeriksaan lab second opinion, jam kunjung pasien, aturan umum penetapan harga sembako, pemberian potongan uang gedung bagi Mahasiswa baru, denda peminjaman buku,  PHK, penutupan rekening, pemutusan sambungan telp, denda bagi pengunjung hotel

Keputusan yang Tidak Terprogram adalah keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang unik, sulit dikenali dan sangat tidak terstrukturserta membawa konsekuensipenting bagi organisasi. Sebagian besar kepusan tidak terprogram berkaitan dengan perencanaan strategis karena tingkat ketidakjelasannyayang tinggi dan keputusan-keputusan yang harus diambil pun rumit.
Contoh : pengambilan keputusan di Rumah Sakit
Buka cabang, masalah obat KJS, pilot tidak mengenal daerah sekitar dan petanya hilang.



 Sumber

http://candra-zulisman.blogspot.com/2013/04/dasar-pengambilan-keputusan-jenis-jenis.html?m=1http://auliaaprianneputri.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-dasar-pengambilan_6895.html http://dwipurnamasari72.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-keputusan.html http://effectivegoals.blog.perbanas.ac.id/2011/06/12/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/
P. Robbins Stephen, Coulter Mary, Management eight edition, (Terjemahan oleh Harry Slamet Manajemen Edisi kedelapan), PT Indeks 2009.