Kamis, 04 Desember 2014

Resume Buku MANAJEMEN PENDIDIKAN INDONESIA Prof. DR. Made Pidarta (Tugas Teori Belajar dan Pembalajaran)



RESUME

Buku: Manajemen Pendidikan Indonesia
Penulis: Prof. DR. Made Pidarta
Manajemen Pendidikan Indonesia
Di buku Manajemen Pendidikan Indonesia karya Prof. DR. Made Pidarta salah satunya membahas mengenai uraian tentang Manajemen Strategik, suatu manajemen yang menyangkut pengembangann sekolah secara utuh atau keseluruhan yang berbeda dengan pengembangan dimensi-dimensi tertentu seperti yang dibahas dalam buku ini.

Dalam pendidikan manajemen itu dapat diartikan sebagaiaktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan Manajemen Pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesa disebutkan bahwa istilah manajemen berasal dari “administratie” yang berarti tata-usaha. Dalam pengertian manajemen tersebut, administrasi menunjukpada pekerjaan tulis-menulis di kantor. Pengertian inilah yang menyebabkan timbulnya contoh-contoh keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung, karena manajemen dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis.

Manajemen berdasarkan sasaran (mbs) adalah management by objectives yaitu sistem pengawasan manajer dan karyawannya bersama-sama emnetapkan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu. Bila suatu organisasi memkaia pendekatan sistem berarti para personalianya berpikir dan bekerja secara sistem. Mereka sebagai salah satu jenis sumber, bersama-sama dengan sumber-sumber non manusia lainnya merupakan satu kesatuan untuk melakukan tuags-tugas guna mencapai tujuan organisasi. Setiap organisasi pada umumnya mempunyai satu tujuan. Organisasi pendidikan Indonesia misalnya mempunyai tujuan mengembangkan manusia Indonesia secara total yang dijiwai oleh filsafat Pancasila. Organisasi yang memakai pendekatan sistem ini akan mengarahkan semua sumber-sumber pendidikannya untuk mencapai tujuan itu. Manajemen sebagai pusat administrasi akan melakukan kegiatannya atas dasar tujuan yang ingin dicapai.

Struktur organisasi adalah salah satu sub sistem dari manajemen sebagai sistem. Sebagai sub sistem, maka ia wajib mendapat perhatian yang relatif sama dari manajer seperti halnya dengan sub sistem-sub sistem yanglain. Sub sistem-sub sistem manajemen yang lain itu ialah teknik, personalia, informasi, an lingkungan. Bagaimana struktur diwujudkan agar ia dapat melayani kebutuhan-kebutuhan ligkungan pendidikan? Bagaimana struktur dibuat agar ia bisa bersifat fleksibel sehingga dapat diterapkan pada berbagai situasi pendidikan Indonesia? Bagaimana struktur diperlakukan agar ia memberi kontribusi yanng optimal kepada pencapaian tujuan organisasi pendidikan? Inilah beberapa pertanaan pokok yang harus dijawab dan dilaksanakan oleh manajer pada aspek struktur.

Manajemen pada aspek teknik adalah usaha para manajer menangani teknik-teknik yang ada dalam organisasinya, agar teknik-teknik itu dapat digunakan seoptimal munkin dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Teknik-teknik yang sudah ada dipelihara dan dimanfaatkan, bila perlu direvisi agar lebih cocok dengan kegunaanya. Teknik-teknik baru dikembangkan pula untuk menjawab tantangan perubahan zaman, baik dalam tekniknya itu sendiri maupun dalam usaha memenuhi tuntutan lingkungan dan inovasi. Segala macam tuags-tugas organisasi untuk merealisasi misi organisasi.

Manajemen pada aspek personalia (Management By People), personalia ialah semua anggota organiasasi yang bekerj untuk kepentingan organisasi yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi pendidikan mencakup para guru, para pegawai, dan para wakil siswa/mahasiswa. Termasuk juga para manajer pendidikan yang mungkn dipegang oleh beberapa guru. Wakil siswa/ mahasiswa seperti anggota OSIS dan anggota senat mahasiswa misalnya dimasukkan juga sebagai personalia organisasi pendidikan sebab mereka ikut berpartisipasi dalam menjaga kelangsungan dan meningkatkan aktivitas-aktivitas pendidikan. Paling sedikit mereka dimintai umpan balik oleh para pengambil keputusan.

Informasi berfungsi sebagai penghubung antra berbagai bagian organiasasi sehingga bagian-bagian itu tidak terisolasi satu dengan yang lain, melainkan tetap meupakan suatu kesatuan dalam organisasi. Karena fungsinya yang penting ini ada ahli yang mengibaratkan informasi itu sebagai darah organisasi, bila darah itu tdak ada atau tidak berjalan maka matilah organisasi itu (Shrode, 1974, h. 448). Dikatakannya informasi sebagai agen untuk menompang kehidupan organisasi. Fungsi informasi yang penting ini suda disadari oleh sebagian ahli pendidikan di Indonesia. Terbukti uunit-unit kerja yang menangani informasi ini sudah mulai dibangun pada lebaga-lembaga pendidikan, terutama di perguruan tinggi. Namun sayang, sebagian besar masih dlaam taraf awal, sehingga belum dapat melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya. Masih ada beberapa informasi yang tidak relevan dengan kebutuhan.begitu pula laporan-laporan tidak sepenuhnya digunakan dalam pengambilan keputusan (BP3K, 1978, h. 24/10). Hal ini dapat disebabkan oleh kesukaran mengumpulakn data, kurang kesadaran para pemberi data akan manfaat informasi, dan kurang lengkapnya data/informasi untuk mengambil kesimpulan. Disamping informasi berfungsi menghubungkan bagian-baguan organisasi, dalam fungsinya itu sekaligus ia merupakan alat kontrol atau pengawasan bagi organisasi bersangkutan.

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan tejadi di sekeliling proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati. Keempat kelompok benda-benda lingkungan pendidikan itu ikut berperan dalam rangka usaha setiap siswa/mahasiswa mengembangkan dirinya. Tetapi manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada lingkungan yang berwujud manusia yaitu masyarakat.

Seperti diketahui bahwa tugas manaemen antara lain ialah mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan dan memanfaatkannya seoptimal mungkin. Sumber-sumber pendidikan ini dapat saja diambil dari lingkunga sekolah/ kampus dan bisa berupa keempat kelompok benda-benda lingkungan di atas. Namun sumber-sumber pendidikan itu biasanya secara langsung ditangani oleh guru-guru dalam usaha mereka meningkatkan proses belajar mengajar masing-masing. Manajer hanya memberi petunjuk-petunjuk umum saja. Perhatian manajer terpusat kepada kelompok manusia atau masyarakat lingkungannya. Sebba hanya masyarakatlah yang bisa diajak berbicara tentang hal-hal yang menyangkut pendidikan, termasuk menunjukkan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati apa yang ada disekitar mereka yang bisa dipakai bahan untuk belajar. Anggota masyarakat inilah teman manajer yang bisa diajak merenanakan, mengkoordinasi, dan bahkan dapat ikut mengontrol jalannya pendidikan.

Manajemen ialah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Sumber-sumber pendidikan itu mencakup orang-orang, uang, bahan pelajaran, media pendidikan, prasarana, sarana dan informasi. Sumber-sumber ini tidak selalu tersedia dan berada pada organisasi atau lembaga pendidikan, melainkan seringkali bertebaran ada di sana-sini. Keadaan seperti ini perlu ditata oleh para manajer agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh lembaga. Untuk maksud itu para manajer membutuhkan keterampilan-keterampilan tertentu.

Ada 3macam keterampilan manajer yaitu keterampilan konsep, keterampilan manusiawi, dan keterampilan teknik. Keterampilan konsep ialah keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi, sedangkan keterampilan manusiawi ialah keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi, dan mengarahkan, sementara itu keterampilan teknik ialah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu (Hersey, 1978, h. 6)

Organisasi adalah sesuatu yang berkembang. Ia mengalami pasang surut. Namun, pada umumnya ia semakin besar, walaupun banyak juga yang mati tidak dapat mempertahankan hidupnya. Keadaan seperti ini juga berlaku dalam organisasi pendidikan. Pada umumnya lembaga-lembaga pendidikan dapat berkembang menjadi lebih besar, di samping ada beberapa yang tetap kerdil menunggu kematiannya.

Salah satu faktor yang membuat organisasi itu dapat berkembang adalah kompetensi manajernya. Manajer yang mempunyai kompetensi memadai cenderung mampu meningkatkan organisasi, sebaliknya manajer yang kurang memiliki kompetensi cenderung membuat organisasi itu mandeg atau mundur. Sebab manajer adalah merupakan pusat atau inti administrasi. Sedangkan administrasi adalah proses yang ada dalam organisasi. Kalau proses itu makin jelek dan akhirnya macet menandakan organisasi itu mundur dan akhirnya mati.

Oleh sebab itu kompetensi para manajer juga perlu dikembangkan, disamping mengembangkan kompetensi para bawahan. Seperti diketahui dunia ini selalu berubah yang dapa mempengaruhi organisasi pendidikan. Maka menjadi tantangan dan tanggung jaab manajer penidikan untuk menyongsong perubahan ini, agar lembaga pendidikan tetap tegak berdiri dan bahkan tetap menjadi meru penerangan dan agen pembaruan bagi lingkungannya.

Siapa seharusnya berinisiatif mengembangkan kompetensi para manajer? Yang berinisiatif ialah manajer tertinggi, sebab ia yang paling bertanggung jawab atau memegang tanggung jawab terakhir atas hidup matinya suatu lembaga pendidikan. Bila lembaga itu memiliki yayasan dapat juga inisiatif pengembangan ini dapat juga bersumber dari instansi ataasan seperti dari Kantor Departmen Pendidikan Jawa Timur misalnya atau Departemen Pendidikan pusat untuk manajer-manajer sekolah di Jawa Timur.

Pengembangan manajer disekolah menengah bisa bersumber dari inisiatif kepala sekolahnya untuk mengembangkan diri sendiri sebagai manajer. Untuk mengembangkan diri seperti ini tidak perlu sellau menunggu saran atau instruksi dari atasan. Ia dapat  belajar sendiri dengan segala daya upaya, seperti membaca buku, majalah, berkonsultasi kepada orang yang dipandang sudah ahli, berdiskusi dengan sesama manajer, dan sebagainya. Begitu pula dengan pengembangan manajer di perguruan tinggi dapat dimuli dari inisiatif rektornya. Ia berusaha agar para dekan dan ketua jurusan bisa belajar secara informal tentang hal-hal yang berkaitan dengan pkeerjaan manajer, disamping ia sendiri juga mempelajarinya.

Selasa, 10 Desember 2013

SUPERVISI

SUPERVISI
Pengertian menurut para ahli:
o   Wilem Mantja (2007)
Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
o   Mulyasa (2006)
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
o   Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik.
o   Boardman et.al. dalam bukunya Democratic Supervision inSecondary School sebagaimana dikutip oleh Soekarto Indrafachrudi mengartikan supervisi sebagai berikut:
“Supervision of instruction is the effort to stimulate, coordinate, and guide the continued/ growth of the teachers in a school, both individually and collectively, in better understanding and more effective performance at all the functions of instruction so they may be better able to stimulate and guide the continued growth of every pupil toward the richest and most intelligent participation in modern democratic society.”
Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kelompok, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
o   Mc. Nerney dalam bukunya Educational Supervision yang dikutip oleh Subari, mengemukakan bahwa;
"Supervision is the procedures of giving direction to and providing critical evaluations of the instructional process."
Supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
o   Kimball Wiles secara singkat dalam bukunya Supervision For Better Schools yang dikutip oleh Soewadji Lazaruth memberi definisi sebagai berikut: "Supervision is assistance in the development of a better teaching-learning situation."
Supervisi adalah bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
o   P. Adams dan F. G. Dickey dalam bukunya Basic Principles of Supervision sebagaimana dikutip oleh Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi secara sederhana merumuskan:
“Supervision is planned program for the improvement of instruction."
Supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.


Prinsip-prinsip Supervisi
1.  Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
2.  Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
3.  Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
4.  Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
5.  Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan   yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
6.  Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
PRINSIP SUPERVISI Pendidikan:
1. Prinsip Ilmiah, dengan ciri-ciri :
·         Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data yang objektif yang diperoleh dalam kenyataan proses pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar).
·         Untuk memperoleh data diperlukan alat perekam data (angket, observasi, percakapan pribadi, dan lain-lain).
·         Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana dan kontinu.
2. Prinsip Demokratis
Yakni dilaksanakan berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab sehingga guru merasa perlu untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru.
·         Prinsip Kerja Sama
Yakni mengembangkan usaha bersama atau “sharing of idea, sharing of experience” serta memberi support, dorongan dan menstimulasi guru sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
·         Prinsip Demokratis dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitasnya jika supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan menakutkan.
Fungsi Supervisi:
Secara umum fungsi supervisi adalah perbaikan pengajaran. Berikut ini berbagai pendapat para tentang fungsi supervisi, di antaranya adalah:
• Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
• Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki.
• W.H. Burton dan Leo J. Bruckner menjelaskan bahwa fungsi utama dari supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar.
• Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki situasi belajar anak-anak.
 FUNGSI SUPERVISI PENDIDIKAN
Fungsi supervisi pendidikan dapat diperinci sebagai berikut :
1. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan kurikulum dengan segala sarana dan prasarana.
2.  Membantu serta membina guru dengan cara memberikan petunjuk sehingga keterampilan dan kemampuannya meningkat.
3.   Membantu kepala sekolah/ guru untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah.
8 Fungsi supervise menurut swearingen
Dalam suatu analisa fungsi supervisi yang diberikan oleh Swearingen, terdapat 8 fungsi supervisi, yakni:
1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.
Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan usaha-usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya: Usaha tiap guru, Usaha-usaha sekolah, Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah.
Yakni, melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas Pengalaman.
Yakni, memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota staff sekolah, sehingga selalu anggota staff makin hari makin bertambah pengalaman dalam hal mengajarnya.
4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif.
Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.
5. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu.
Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-   muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.
6. Menganalisa Situasi Belajar
Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan.
7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota Staf.
Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam belajar.
8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri     sendiri.
Sasaran supervisi pendidikan
a. Secara umum sasarannya adalah proses pembelajaran peserta didik dengan tujuan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Karena itu supervisi pendidikan menaruh perhatian utama pada upaya-upaya peningkatan provesionalitas guru sehingga memiliki kemampuan:
1)    Merencanakan kegiatan pembelajaran,
2)    Melaksanakan pembelajaran,
3)    Menilai proses dan hasil pembelajaran,
4)    Memanfaatkan hasil penilaian
5)    Memberikan umpan balik,
6)    Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan,
7)    Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
8)    Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu pembelajaran,
9)    Memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran yang tersedia,
10) Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, dan teknik),
11) Melakukan penelitian praktis untuk perbaikan pembelajaran.

b.   Secara khusus dapat diklasifikasikan:
1)    Sasaran administratif (teknis administratif) misal perangkat pembelajaran
2)    Sasaran edukatif (teknis edukatif) misal pelaksanaan pembelajaran.

Teknik-teknik supervisi pendidikan
a. Kunjungan kelas.
Supervisor memasuki ruang kelas pada pelaksaan KBM. Teknik ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
ü  Direncanakan pengawas dan diberitahukan kepada guru yang bersangkutan
ü  Direncanakan oleh pengawas, tetapi tidak diberitahukan kepada guru yang bersangkutan
ü  Direncanakan oleh guru, kemudian mengundang pengawas.

Kunjungan kelas ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dalam rangka peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran bukan menentukan kondite.

b.    Pertemuan pribadi
Pertemuan pribadi adalah dialog antara pengawas dan guru mengenai usaha-usaha meningkatkan kemampuan profesional guru. Pertemuan pribadi dilakukan dengan dua cara, yaitu:
ü  Pertemuan pribadi sebelum kunjungan kelas
Pertemuan ini membicarakan upaya perbaikan proses pembelajaran sehingga akan menjadi fokus obserfasi kelas.
ü  Pertemuan pribadi sesudah kunjungan kelas.
Pertemuan ini membicarakan kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sehingga menjadi umpan balik bagii guru untuk memperbaiki dan meninghkatkan proses pembelajaran.

c.    Rapat dewan guru,
Rapat dewan guru merupakan pertemuan antar semua guru dan kepala sekolah yang membicarakan berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan dan proses pembelajaran. Maksud rapat dewan guru:
ü  Mengatur seluruh anggota staff agar memiliki kesamaan tujuan
ü  Mendorong anggota agar mengetahui tangung jawab masing-masing
ü  Bersama-sama menentukan cara yang dapat dilakukan perbaikan PBM
ü  Meningkatkan arus komunikasi dan informasi.

d.    Kunjungan antar kelas,
Guru dikelas yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam satu lingkungan sekolah.

e.    Kunjungan sekolah,
     pengawas mengunjungi sekolah secara teratur untuk memberikan pembinaan, baik dengan pemberitahuan maupun mendadak atau atas undangan guru atau kepala sekolah.

f.     Kunjungan antar sekolah
     guru-guru atau staff mengunjungi sekolah-sekolah yang dinilai berhasil dan patut dijadikan contoh. Pengawas dapat memanfaatkan guru sekolah lain untuk memberikan pembinaan.
g.    Penerbitan buletin, dan
     bulletin professional ialah selebaran berkala yang berisi topic-topik tertentu berkaitan dengan usaha peningkatan proses belajar mengajar. Bulletin ini tidak harus ditulis oleh para ahli, tetapi semua guru atau staff yang telah mempunyai pengalaman keberhasilan dalam proses pembelajaran.
h.    Penataran atau pendidikan dan pelatihan
 penataran atau diklat dapat dilaksanakan dari sekolah sendiri atau mengikuti program yang dilaksanakan oleh pihak-pihak tertentu.



Sumber: