1. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Membuat Keputusan: Rasionalitas, Rasionalitas Terbatas, dan Intuisi
Pengambilan keputusan manajerial diasumsikan bersifat rasional. Dengan asumsi itu kita maksudkan bahwa para manajer membuat pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai, dengan kendala tertentu. Apakah yang mendasari berbagai asumsi rasionalitas itu dan seberapa valid asumsi-asumsi itu?
Asumsi rasionalitas pengambil keputusan yang rasional secara sempurna akan sepenuhnya bersikap objektif dan logis. Dia akan mendefinisikan masalah dengan saksama dan akan memiliki sasaran yang jelas dan tertentu. Selain itu, membuat keputusan dengan menggunakan rasionalitas secara konsisten akan menghasilkan pemilihan alternative yang memaksimalkan kemungkinan pencapaian sasaran tersebut.
Asumsi-asumsi rasionalitas
Pengambilan keputusan manajerial secara rasional itu mengasumsikan bahwa keputusan itu dibuat demi kepentingan ekonomi terbaik organisasi tersebut. Artinya, si pengambil keputusan itu diasumsikan memaksimalkan kepentingan organisasi tersebut, bukan kepentingannya sendiri.
Pengambilan keputusan manajerial dapat mengikuti pengasumsian rasional jika syarat-syarat berikut ini dipenuhi: manajer itu dihadapkan pada masalah sederhana yang sasarannya jelas dan alternative-alternatifnya terbatas, dimana tekanan waktu sangat sedikit dan biaya untuk mencari dan mengevaluasi alternative itu rendah, yang mana budaya organisasinya mendukung inovasi dan pengembalian resiko, dan dimana hasil-hasilnya relative konkrit dan dapat di ukur. Tetapi keputusan-keputusan yang dihadapi para manajer di dunia nyata tidak memenuhi semua uji itu.
Contoh :
jika seseorang dihadapkan dengan 2 pilihan produk, produk A menawarkan harga yang tidak terlalu mahal dengan kualitas barang yang tinggi sedangkan produk B menawarkan harga yang sangat murah dengan kulaitas barang yang rendah pula, konsumen yang dihadapkan pada 2 pilihan ini cenderung akan memilih produk A dengan harga yang relative murah dengan kualitas yang tinggi disbanding produk B yang kualitasnya produknya rendah walaupun dengan harga murah.
Rasionalitas Terbatas
Perilaku yang rasional berdasarkan parameter proses pengambilan keputusan yang disederhanakan, yang dibatasi (dipagari) oleh kemampuan seseorang untuk memproses informasi. Para manajer mengetahui bahwa pengambilan keputusan yang “baik” diandaikan melakukan hal-hal tertentu: mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan, berbagai alternative, mengumpulkan informasi, dan bertindak secara tegas, namun berhati-hati. Para manajer, dengan demikian, diharapkan menampilkan perilaku pengambilan keputusan yang benar. Dengan berbuat begitu, para manajer memberi isyarat kepada atasan, rekan sejawat, dan bawahan mereka bahwa mereka itu kompeten dan bahwa keputusan mereka merupakan hasil pertimbangan yang cerdas dan rasional.
jika seseorang dihadapkan dengan 2 pilihan produk, produk A menawarkan harga yang tidak terlalu mahal dengan kualitas barang yang tinggi sedangkan produk B menawarkan harga yang sangat murah dengan kulaitas barang yang rendah pula, konsumen yang dihadapkan pada 2 pilihan ini cenderung akan memilih produk A dengan harga yang relative murah dengan kualitas yang tinggi disbanding produk B yang kualitasnya produknya rendah walaupun dengan harga murah.
Dasar Pengambilan Keputusan :
Menurut George R.Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan, yaitu: (1) intuisi; (2) pengalaman; (3) fakta; (4) wewenang; dan (5) rasional.
1. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan Intuisi adalah proses pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan dan pertimbangan yang sudah terkumpul. pengambilan intuisi ini mengandung unsur keuntungan dan kelemahaan yaitu sebagai berikut :
Kepuntungan :
a. waktu
yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
b. untuk
masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan
memberikan
kepuasan pada umumnya
c. kemampuan
mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan
itu perlu
dimanfaatkan dengan baik.
b. Sulit
mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan
keabsahannya.
c.
Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
Para peneliti yang mengkaji pengggunaan intuisi oleh manajer dalam pengambilan keputusan menemukan 5 aspek intuisi yang berbeda-beda. Lihat Bagan dibawah ini :
1. Keputusan
Berdasarkan Kognitif
Yaitu Manajer
membuat keputusan berdasarkan keahlian, pengetahuan, dan pelatihan yang ia
miliki.
contoh :
2.
Keputusan Berdasarkan Perasaan
Yaitu Manajer membuat keputusan berdasarkan perasaan atau
emosi.
3. Keputusan Berdasarkan pengalaman
Yaitu Manajer
membuat keputusannya berdasarkan pengalaman masa lampau mereka.
4. Keputusan
Berdasarkan nilai atau etik
Yaitu Manajer membuat keputusan berdasarkan nilai
etika atau budaya. Contohnya Pemutusan Miss World di Indonesia. Ada yang pro
dan kontra gelar miss world di indonesia, terutama MUI sangat tidak setuju Miss
World diadakan di Indonesia karena takut dikhawatirkan para kontestan memakai
pakaian yang tidak sesuai dengan budaya timur ini, tapi dilain sisi ada yang
setuju dengan penyelenggaraan miss world ini. Disinilah tugas Manajer untuk
mengatasi masalah yang berdasarkan nilai etika atau budaya. Pemerintah akhirnya
memutuskan untuk memindahkan penyelenggaraan Miss World yang tadinya di Jakarta
dipindahkan ke Bali yang mayoritas masyarakatnya menerima budaya luar yang
sudah terbiasa memakai pakaian Barat.
5. Pemrosesan mental bawah sadar
Yaitu manajer menggunakan data dari pikiran bawah
sadar untuk membantu mereka membuat keputusan.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan
pengalaman memiliki
manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya
terhadap
keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman
tentu
akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang
lampau
tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan
fakta dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat
kepercayaan
terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat
menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang
dada.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan
wewenang biasanya
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan
keputusan
berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :
a.
Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan
tersebut
secara sukarela ataukah secara terpaksa
b.
Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
c. Memiliki
daya autentisitas yang tinggi
Kelemahan:
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b.
Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
c. Sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan
kekaburan
5. Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang
berdasarkan logika ialah suatu
studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses
pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan
rasional,
keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan,
konsisten
untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu,
sehingga
dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan.
Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang
perlu
diperhatikan, yaitu :
·
kejelasan masalah
·
orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan
yang ingin dicapai
·
pengetahuan alternatif : seluruh alternatif
diketahui jenisnya dan konsekuensinya
·
preferensi yang jelas : alternatif bisa
diurutkan sesuai criteria
·
hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik
didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal
Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan
Baik keputusan itu
terprogram ataupun tidak terprogram dan baik model yang dipilih manajer itu
klasik, administrative ataupun politik, ada 6 (enam) langkah yang biasanya
dianggap sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif. Langkah-langkah
tersebut yaitu :
1. Pengenalan
syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam memngambil sebuah
keputusan seorang manajer harus megerti dahulu apa saja syarat-syarat yang
perlu diperhatikan. Syarat-syarat tersebut yaitu dalam bentuk masalah maupun
peluang. Sebuah masalah muncul ketika pencapaian
organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Sebuah peluang muncul ketika manajer
melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu.
Manajer melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja diatas kinerja kerja
yang selama ini telah dilakukan.
2. Diagnosis
dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah
dalam pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis fator-faktor sebab akibat
penting yang berhubungan dengan situasi yang penting. Manajer sebaiknya
menanyakan serangkaian pertanyaan untuk menspesifikasikansebab-sebab penting,
pertanyaan tersebut antara lain :
· Keadaan tidak seimbang
seperti apakah yang mempengaruhi kita ?
· Kapankah keadaan ini
muncul ?
· Dimanakah keadaan ini
muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini
muncul ?
· Pada siapakah keadaan
ini muncul ?
· Apakah
kegentingan-kegentingan dari masalah ini ?
· Apakah hubungan-hubungan
dari peristiwa ini ?
· Apakah yang menjadi
hasil dari aktifitas ini ?
3. Pengembangan
Alternatif
Untuk keputsan yang
terprogram, alternatif-alternatif bisa dengan mudah
dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan dan prosedur
organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan adanya
pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan perusahaan. Bagi
keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak pastian yang
tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa
menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian menunjukkan bahwa
membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di
organisasi.
4. Pemilihan
Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif yang terbaik
adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai keseluruhan
organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber
daya paling sedikit. Manajer mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan
ketidakpastian paling sedikit. Manajer kemudian mencoba untuk mengukur
prospek-prospek menuju sukses. Manajer dapat mengandalkan intuisi dan penglaman
untuk memperkirakan jika suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.
5. Penerapan
Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini
adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative, dan tahap persuasive
yang dimiliki seorang manajer akan digunakn untuk menjamin bahwa alternative
terpilih akan dijalankan. Kesuksesan alternative terpilih ini akan bergantung
pada bisa tidaknya alternative ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan
6. Evauasi
dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang
merupakan bagain proses pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan akan
mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka menerapkan keputusan yang
telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam mencapai tujuan mereka.
Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan keputusan adalah proses
yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik memberikan informasi
pada pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus pengambilan
keputusan yang baru.
Tujuan Dari Pengambilan Keputusan:
· Pencapaian tujuan organisasi secara lancar, mudah & efisien.
· Pemecahan masalah atas kendala yang di hadapi organisasi ( yang seringkali bersifat kontradiktif).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor
yang harus diperhatikan
dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1.
hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud,
yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan;
2.
setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan
bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
3.
setiap keputusan janganlah berorientasi pada
kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
4.
jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5.
pengambilan keputusan merupakan tindakan mental.
Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6.
pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan
waktu yang cukup lama;
7.
diperlukan pengambilan keputusan yang praktis
untuk mendapatkan hasil yang baik;
8.
setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar
dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
9.
setiap keputusan itu merupakan tindakan
permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor
lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami
pada tubuh, seperti rasa
tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah
laku yang
menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang
memberikan
kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau
sikap. Orang akan bereaksi
pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan
orang-orang mendapatkan
informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan
individual dan kemampuan
melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan
dirinya
melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan
sosial yang ada. Hubungan
antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial,
ekonomi dan politik.
Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu
tingkah laku tertentu.3. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan
Terdapat dua jenis pengambilan keputusan, yaitu :
Keputusan yang Terprogram adalah Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Karena masalah yang terjadi sudah jelas apa yang harus dilakukan. Bagi seorang analis mereka diharus mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara jelas
Contoh : pengambilan keputusan di
Rumah Sakit
Tukar dinas, ganti orang jika karyawan
mendadak
sakit, stock obat habis, pemeriksaan lab second opinion, jam kunjung
pasien, aturan umum penetapan harga sembako, pemberian potongan uang gedung bagi Mahasiswa baru, denda peminjaman buku, PHK, penutupan rekening, pemutusan sambungan telp, denda bagi pengunjung hotel
Keputusan yang Tidak Terprogram adalah keputusan yang diambil
untuk menjawab situasi yang unik,
sulit dikenali dan sangat tidak terstrukturserta membawa
konsekuensipenting
bagi organisasi. Sebagian besar kepusan tidak terprogram berkaitan
dengan
perencanaan strategis karena tingkat ketidakjelasannyayang tinggi dan
keputusan-keputusan yang harus diambil pun rumit.
Contoh : pengambilan keputusan di Rumah Sakit
Buka cabang, masalah obat KJS, pilot tidak mengenal daerah sekitar dan petanya hilang.Sumber
http://candra-zulisman.blogspot.com/2013/04/dasar-pengambilan-keputusan-jenis-jenis.html?m=1http://auliaaprianneputri.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-dasar-pengambilan_6895.html http://dwipurnamasari72.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-keputusan.html http://effectivegoals.blog.perbanas.ac.id/2011/06/12/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/P. Robbins Stephen, Coulter Mary, Management eight edition, (Terjemahan oleh Harry Slamet Manajemen Edisi kedelapan), PT Indeks 2009.
terimakasih :)
BalasHapusterimakasih :)
BalasHapus