Silabus 7
MANAJEMEN PERUBAHAN
Oleh : Kiki Rizki Amalia Putri, Management of Education
A.
Pengertian Manajemen Perubahan
Menurut Para Ahli :
-Menurut Wibowo, dalam
bukunya Manajemen Perubahan,
Manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam
menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk
mempengaruhi perubahan pada orang yang akan
terkena dampak dari proses tersebut.
- Menurut Prof. Dr. J. Winardi, manajemen perubahan adalah upaya
yang ditempuh manajer untuk memanajemen perubahan secara
efektif, dimana diperlukan pemahaman tentang persoalan motivasi,
kepemimpinan, kelompok, konflik, dan komunikasi.
- Manajemen perubahan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena adanya
perubahan dalam organisasi. Organisasi dapat terjadi karena sebabsebab
yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi
tersebut.
Manajemen perubahan adalah suatu proses secara sistematis dalam
menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk
mempengaruhi perubahan pada orang yang akan
terkena dampak dari proses tersebut.
- Menurut Prof. Dr. J. Winardi, manajemen perubahan adalah upaya
yang ditempuh manajer untuk memanajemen perubahan secara
efektif, dimana diperlukan pemahaman tentang persoalan motivasi,
kepemimpinan, kelompok, konflik, dan komunikasi.
- Manajemen perubahan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena adanya
perubahan dalam organisasi. Organisasi dapat terjadi karena sebabsebab
yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi
tersebut.
- Manajemen perubahan
sendiri diartikan sebagai sebuah sikap untuk menata dan mensikap berbagai
perubahan yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Dengna demikian, kita bias
mengambil posisi secara tepat dalam menyikapi perubahan tersebut. Baik untuk
menjadi pelopor perubahan, pegikut perubahan atau juga tidka bersikap apa-apa
atas perubaham yang terjadi di sekitar kita sehingga tergilas oleh perubahan
itu sendiri.
- Manajemen perubahan
adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana, dan
sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan
terkena dampak dari proses tersebut (Potts dan LaMarsh,
2004:16).
Manajemen perubahan adalah pendekatan terstruktur untuk pergeseran /
transisi individu , tim , dan organisasi
dari keadaan sekarang ke keadaan masa depan yang diinginkan. Ini adalah proses
organisasi bertujuan membantu karyawan untuk menerima dan merangkul perubahan
dalam lingkungan bisnis mereka saat ini . Dalam manajemen proyek , manajemen
perubahan mengaju pada proses manajemen proyek dimana perubahan proyek secara
resmi diperkenalkan dan disetujui.
Contoh Perubahan Organisasi
1. Misi perubahan,
2. Perubahan strategis,
3. Operasional perubahan (termasuk perubahan Struktural),
4. Perubahan teknologi,
5. Mengubah sikap dan perilaku personil,
Sebagai praktek multidisiplin yang telah berkembang sebagai hasil
dari penelitian ilmiah, Manajemen Perubahan Organisasi harus dimulai dengan
diagnosis sistematis situasi saat ini dalam rangka untuk menentukan baik
kebutuhan untuk berubah dan kemampuan untuk berubah.Tujuan, isi, dan proses
perubahan semua harus ditentukan sebagai bagian dari rencana Manajemen
Perubahan.
Mengubah proses Manajemen dapat mencakup pemasaran kreatif untuk
memungkinkan komunikasi antara penonton berubah, tetapi juga pemahaman sosial
yang mendalam tentang gaya kepemimpinan dan dinamika kelompok. Sebagai trek
terlihat pada proyek transformasi, Manajemen Perubahan Organisasi sejalan
harapan kelompok , berkomunikasi, mengintegrasikan tim dan mengelola pelatihan
orang. Ini membuat penggunaan metrik kinerja, seperti hasil keuangan, efisiensi
operasional, komitmen kepemimpinan, efektivitas komunikasi, dan kebutuhan yang
dirasakan perubahan untuk desain strategi yang tepat, untuk menghindari
kegagalan mengubah atau mengatasi proyek perubahan bermasalah.
Manajemen perubahan yang berhasil adalah lebih mungkin terjadi jika berikut ini termasuk:
1. Manfaat manajemen dan realisasi untuk menentukan stakeholder yang bertujuan terukur, membuat kasus bisnis untuk prestasi mereka (yang harus terus menerus diperbaharui), dan asumsi memantau, risiko, dependensi, biaya, laba atas investasi, dis-manfaat dan isu-isu budaya mempengaruhi kemajuan terkait bekerja.
2. Komunikasi efektif yang menginformasikan kepada stakeholder berbagai alasan untuk perubahan (mengapa?), Manfaat dari implementasi yang sukses (apa yang di dalamnya bagi kita, dan Anda) serta rincian perubahan (ketika di mana? Siapa yang terlibat?? berapa banyak biayanya dll)?.
3. Merencanakan pendidikan yang efektif, pelatihan dan / atau peningkatan keterampilan skema untuk organisasi.
4. Resistensi kontra dari karyawan perusahaan dan menyelaraskan mereka ke arah strategis secara keseluruhan organisasi.
5. Memberikan konseling pribadi (jika diperlukan) untuk mengurangi ketakutan perubahan apapun terkait.
6. Pemantauan pelaksanaan dan fine-tuning seperti yang diperlukan.
Manajemen perubahan yang berhasil adalah lebih mungkin terjadi jika berikut ini termasuk:
1. Manfaat manajemen dan realisasi untuk menentukan stakeholder yang bertujuan terukur, membuat kasus bisnis untuk prestasi mereka (yang harus terus menerus diperbaharui), dan asumsi memantau, risiko, dependensi, biaya, laba atas investasi, dis-manfaat dan isu-isu budaya mempengaruhi kemajuan terkait bekerja.
2. Komunikasi efektif yang menginformasikan kepada stakeholder berbagai alasan untuk perubahan (mengapa?), Manfaat dari implementasi yang sukses (apa yang di dalamnya bagi kita, dan Anda) serta rincian perubahan (ketika di mana? Siapa yang terlibat?? berapa banyak biayanya dll)?.
3. Merencanakan pendidikan yang efektif, pelatihan dan / atau peningkatan keterampilan skema untuk organisasi.
4. Resistensi kontra dari karyawan perusahaan dan menyelaraskan mereka ke arah strategis secara keseluruhan organisasi.
5. Memberikan konseling pribadi (jika diperlukan) untuk mengurangi ketakutan perubahan apapun terkait.
6. Pemantauan pelaksanaan dan fine-tuning seperti yang diperlukan.
B. Tujuan dan Manfaat
Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan dibidang pelayanan kesehatan adalah peningkatan kesadaran pasien akan pelayanan yang berkualitas
C. Mitos Manajemen Perubahan
Mitos manajemen perubahan dikemukakan Potts
dan LaMarsh
adalah sebagai berikut:
a. Orang
akan selalu menerima perubahan.
b. Manajer
tahu bagaimana mengelola perubahan.
c. Perubahan
pasti terjadi, tidak harus dikelola.
D. Pentingnya Manajemen Perubahan
Perubahan merupakan suatu fenomena yang pernah terjadi dalam kehidupan
organisasi, meskipun banyak yang berpendapat bahwa kecepatan dan besaran
perubahan telah meningkat secara signifikan beberapa tahun belakangan ini. Oleh
karena itu, kita melihat bahwa dalam waktu yang relatif pendek, kebanyakan
orgaisasi dan pekerjanya telah menglamai perubahan secara subtansial tentang
apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya (Burnes, 200:250).
E. Pendekatan Manajemen Perubahan
Terdapat dua pendekatan utama untuk manajemen perubahan yaitu:
1.
Planned
Change (Perubahan
Terencana)
Bullock dan Batten (Burnes, 200:272) mengemukakan bahwa untuk melakukan
perubahan terencana perlu dilakukan empat fase tindakan yaitu sebagai berikut:
a. Exploration
phase (fase eksplorasi).
b. Planning
phase (fase perencanaan).
c. Action
phase (fase tindakan).
d. Integration
phase (fase integrasi).
2.
Emergent
Approach (Pendekatan
Darurat)
Emergent approach memberikan arahan dengan
melakukan penekanan pada lima gambaran organisasi yang dapat mengembangkan atau
menghalangi keberhasilan perubahan yaitu sebagai berikut:
1. Organizational
structure (struktur organisasi).
2. Organizational
culture (budaya organisasi).
3. Organizational
learning (organisasi pembelajaran).
4. Manajerial
behaviour (perilaku manajerial).
5. Power
and politics (kekuatan dan politik).
Dalam melakukan emergent change, Pettigrew dan Whipp (Burnes, 2000:294) mengusulkan model untuk
mengelola perubahan strategis dan operasional dengan melibatkan lima faktor
yang saling berkaitan yaitu sebagai berikut:
1. Environmental
assesment (penelusuran lingkungan).
2. Leading
change (memimpin perubahan).
3. Linking
strategic and operational change (menghubungkan perubahan strategis
dan operasional).
4. Human
resources sebagai assets dan liabilities (sumber
daya manusia sebagai kekuatan dan beban).
F. Model Manajemen
Perubahan
Burnes (2000:462) mengemukakan bahwa perubahan
organisasional dapat dilihat sebagai produk dari tiga proses organisasi yang
bersifat interpenden antara lain:
1. The Choice
Process (Proses Pilihan)
Yang
berkaitan dengan sifat, lingkup dan fokus pengambilan keputusan.
The choice
process terdiri dari
tiga elemen yaitu sebagai berikut:
a. Organizational
context (konteks organisasional).
b. Focus of choice (fokus
pilihan).
c. Organizational
Trajectory (Lintasan organisasional).
2. The
Trajectory Process (Proses Lintasan)
Yang
berhubungan dengan masa lalu organisasi dan arah masa depan dan hal tersebut
terlihat seperti hasil dari visinya, maksud dan tujuan masa depan. The trajectory process terdiri dari tiga elemen berikut:
a. Vision (visi).
b. Strategy (strategi).
c. Change (perubahan).
3. The
Change Processs (Proses Perubahan)
yang mencakup pendekatan pada mekanisme untuk mencapai,
dan hasil perubahan Proses
perubahan terdiri dari tiga elemen yang saling berhubungan yaitu sebagai
berikut:
a. Objectives and Outcomes (Tujuan dan Manfaat)
Burnes (2000:470) mempunyai empat pendekatan yaitu:
1. The
Trigger (Pemicu)
Organisasi harus hanya menginvestigasikan perubahan untuk salah satu alasan
yaitu visi dan strategi perubahan menyoroti kebutuhan untuk perubahan, kinerja
saat ini mengindikasi bahwa seberapa masalah atau kepentingan muncul, dan
peluang yang timbul secara potensial menawarkan manfaat yang penting bagi
organisasi.
2. The
Remit (Pembatalan)
Hal ini harus dinyatakan dengan jelas
alasan untuk pengukuran, tujuan, skala waktu, dan siapa yang harus dilibatkan
serta dikonsultasikan. The
remit harus menekankan
kebutuhan untuk fokus pada aspek manusia sebanyak pertimbangan teknis
dilibatkan.
3. The
assesment team (Tim
Pengukuran)
Dalam hal ini, tim ini harus besifat multi disiplin, yang terdiri
perwakilan dari bidang yang berpengaruh (manajer dan staf), staf spesialis
(keuangan, teknis, dan personil).
4. The
Assesment (Pengukuran)
Tugas pertama asement team adalah me-review dan jika perlu mengklarifikasi atau
mengamandemen pembatalan.
b. Planning The Change (Merencanakan Perubahan)
Berikut adalah enam kegiatan yang saling berkaitan dalam melakukan proses
perencanaan dan perubahan yaitu:
1. Establishing a change management
team (membentuk tim manajemen
perubahan).
2. Management structure (struktur manajemen).
3. Activity planning (perencanaan aktivitas).
4. Commitment planning (perencanaan komitmen).
c. People
Terdapat tiga kegiatan yang berhubungan dengan manusia yang perlu dilakukan
untuk melakukan perubahan yaitu:
1. Menciptakan
Keinginan untuk Berubah
Dengan maksud mencapai hal ini ada empat langkah yang harus dilakukan
organisasi yaitu sebagai berikut:
a. Membuat orang peduli terhadap
perubahan.
b. Memberikan umpan balik secara reguler
terhadap proses kinerja invidual dan bidang kegiatan di dalam organisasi.
c. Mempublikasikan keberhasilan
perubahan.
d. Memahami ketakutan dan kepentingan
orang.
2. Melibatkan
Orang
Tipe keterlibatan orang dalam proses perubahan mempunyai dua faktor utama
yaitu sebagai berikut:
a. Menciptakan proses komunikasi reguler
dan efektif.
b. Membuat orang terlibat dalam proses
perubahan dan membuat mereka bertanggung jawab untuk itu.
3. Melanjutkan
Momentum
Organisasi harus melakukan hal sebagai berikut:
a. Memberikan dukungan pada agen
perubahan.
b. Mengembangkan kompetensi dan
keterampilan baru.
c. Memperkuat perilaku yang diinginkan.
G. Tahap-Tahap
Manajemen Perubahan
Suatu perubahan terjadi melalui
tahap-tahapnya. Pertama-tama adanya dorongan dari dalam (dorongan internal),
kemudian ada dorongan dari luar (dorongan eksternal). Untuk manajemen
perubahan perlu diketahui adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap
manajemen perubahan ada empat, yaitu:
Tahap 1, yang merupakan tahap
identifikasi perubahan, diharapkan seseorang dapat
mengenal perubahan apa yang akan dilakukan /terjadi. Dalam tahap ini
seseorang atau kelompok dapat mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi
tipe perubahan.
Tahap 2, adalah tahap
perencanaan perubahan. Pada tahap ini harus dianalisis
mengenaidiagnostik situasional tehnik, pemilihan strategi umum, dan
pemilihan. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya factor pendukung
sehingga perubahan dapat terjadi dengan baik.
Tahap 3, merupakan tahap implementasi
perubahan dimana terjadi proses pencairan, perubahan dan
pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan
timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukan monitoring perubahan.
Tahap 4, adalah tahap evaluasi dan umpan balik. Untuk melakukan evaluaasi diperlukan data, oleh
karena itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan evaluasi
data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada tahap 1
sehingga memberi dampak pada perubahan yang diinginkan berikutnya.
H. Mengapa perubahan perlu
dimanajemen ?
Tuntutan perubahan terjadi pada berbagai bidang kehidupan, termasuk perubahan pendidikan tinggi. Sumber utama pemicu perubahan pada dasarnya berasal faktor internal dan eksternal suatu organisasi. Secara rinci Drucker (1985) menyebutkan beberapa sumber pembaruan suatu organisasi dapat berasal dari : the unexpected, the incongruity, innovation based on process need, changes in industry structure or market structure, demographics, changes in perception mood and meening, and new knowledge. Dari sumber utama tuntutan pembaruan organisasi menurut Drucker tersebut, maka sumber perubahan lembaga pendidikan tinggi dapat berasal dari kondisi yang tidak diharapkan, munculnya ketidakwajaran, inovasi yang berdasarkan kebutuhan proses, perubahan struktur industri atau struktur pasar, demografi, perubahan persepsi, suasana dan makna serta pengetahuan baru.
Selain itu Menurut Hussey, faktor pendorong terjadinya perubahan adalah perubahan teknologi yang terus meningkat, persaingan semakin intensif dan menjadi lebih global, pelanggan semakin banyak tuntutan, profil demografis negara berubah, privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut danstakeholders minta lebih banyak nilai. Sedangkan Kreitner dan Kinicki, menyebutkan kebutuhan akan perubahan dipengaruhi oleh kekuatan eksternal yang mencakup demographics characteristics, technological advancements, market changes, social and political pressures dan kekuatan internal yang meliputi human resources problems/prospects, managerial behavior/decisions. Dari sumber terjadinya perubahan organisasi sebagaimana dikatakan oleh Drucker, tuntutan perubahan baik dari faktor internal dan ekesternal organisasi sebagaimana dikatakan oleh Kreitner dan Kinicki, dan dorongan perubahan yang diungkapkan oleh Hussey, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, maka lembaga pendidikan tinggi harus mengadakan perubahan sebagaimana dorongan dan tuntutan perubahan tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat kita pahami mengapa perubahan itu perlu dimanajemen, yaitu sesuai pengertian manajemen itu sendiri yang dirumuskan oleh Jones adalah The Planning, organizing, leading and controlling of resources to achieve organizational goals effectively and efeciently. (Yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan penggunaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Tuntutan perubahan terjadi pada berbagai bidang kehidupan, termasuk perubahan pendidikan tinggi. Sumber utama pemicu perubahan pada dasarnya berasal faktor internal dan eksternal suatu organisasi. Secara rinci Drucker (1985) menyebutkan beberapa sumber pembaruan suatu organisasi dapat berasal dari : the unexpected, the incongruity, innovation based on process need, changes in industry structure or market structure, demographics, changes in perception mood and meening, and new knowledge. Dari sumber utama tuntutan pembaruan organisasi menurut Drucker tersebut, maka sumber perubahan lembaga pendidikan tinggi dapat berasal dari kondisi yang tidak diharapkan, munculnya ketidakwajaran, inovasi yang berdasarkan kebutuhan proses, perubahan struktur industri atau struktur pasar, demografi, perubahan persepsi, suasana dan makna serta pengetahuan baru.
Selain itu Menurut Hussey, faktor pendorong terjadinya perubahan adalah perubahan teknologi yang terus meningkat, persaingan semakin intensif dan menjadi lebih global, pelanggan semakin banyak tuntutan, profil demografis negara berubah, privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut danstakeholders minta lebih banyak nilai. Sedangkan Kreitner dan Kinicki, menyebutkan kebutuhan akan perubahan dipengaruhi oleh kekuatan eksternal yang mencakup demographics characteristics, technological advancements, market changes, social and political pressures dan kekuatan internal yang meliputi human resources problems/prospects, managerial behavior/decisions. Dari sumber terjadinya perubahan organisasi sebagaimana dikatakan oleh Drucker, tuntutan perubahan baik dari faktor internal dan ekesternal organisasi sebagaimana dikatakan oleh Kreitner dan Kinicki, dan dorongan perubahan yang diungkapkan oleh Hussey, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, maka lembaga pendidikan tinggi harus mengadakan perubahan sebagaimana dorongan dan tuntutan perubahan tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat kita pahami mengapa perubahan itu perlu dimanajemen, yaitu sesuai pengertian manajemen itu sendiri yang dirumuskan oleh Jones adalah The Planning, organizing, leading and controlling of resources to achieve organizational goals effectively and efeciently. (Yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan penggunaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
I. Sikap Terhadap Perubahan
Terkait adanya kondisi yang menuntut kita memahami sebuah manajemen
perubahan, ada empat sikap yang bisa dipilih terhadap kondisi ini. Empat sikap
yang terkait dengan perubahan tersebut di antaranya adalah :
• Menjadi motor penggerak terhadap perubahan
• Menjadi motor penggerak terhadap perubahan
Di sini, kita memiliki posisi di garda
terdepan terhadap proses perubahan yang terjadi. Kita dituntut memiliki
pengetahuan tentang konsep dan alasan perlunya sebuah perubahan harus
dilakukan. Dengan demikian, kita bisa mempengaruhi serta meyakinkan pihak lain
bahwa kondisi yang ada pada saat ini perlu diubah. Untuk berada pada posisi
ini, diperlukan lebih dari sekadarkecerdasan, namun juga keberanian. Sebab,
untuk menjadi pelopor perubahan
biasanya akan berhadapan dengan sebuah tantangan dari pihak yang sudah nyaman
dengan kondisi yang ada, sehingga enggan terhadap perubahan.
Menjadi pewarna pada satu lingkungan
membutuhkanmental yang kuat yang tak akan mudah tergoyahkan. Sikap ini juga
harus didasarkan pada satu keyakinan bahwa perubahan itu akan berdampak baik
tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga pada orang lain dan demi kepentingan
bersama. Seorang perempuan yang baru menikah dengan laki-laki yang belum
sempurna sholatnya, tentunya tidak dapat menuntut sang suami langsung berubah
dan mau menjadi muslim yang sangat taat seperti impiannya. Perlahan tapi pasti,
dengan gaya merengek manja sang istri minta diimami oleh suaminya.
Setelah 4 bulan mengimami istrinya,
suami akan ketagihan untuk mengimamo istrinya. Hingga ia pun akhirnya mengimami
sholat sunat seperti Dhuhah. Perlahan tapi pasti sang istri mengajak suaminya
tidak terllau banyak menonton televise dengan menceritakan hal yang menarik. Sang
suami mungkin merasa malu karena sang istrilah yang selalu memberikan pelajaran
berharga untuk hidupnya, tanpa diketahui istrinya, sang suami mempunyai hobi
bary, yaitu, membaca. Dari bacaannya sang suami bertutur tentang banyak hal
yang mungkin belum diketahui oleh istrinya. Hal ini demi mendapatkan diskusi
yang enarik diantara mereka.
Saling menyimak bacaan kitab suci pun
sudah mulai mereka lakukan. Inilah kekuatan perubahan yang berlandaskan
kebaikan bersama dan didasarkan dari keikhlasan hati dalam merendahkan hati
kepada sesuatu yang lebih baik.
• Mendiamkan perubahan
Posisi ini merupakan posisi yang paling
banyak dipilih oleh mereka yang ingin mengambil posisi aman terhadap kondisi
yang ada. Mereka tidak berada di posisi sebagai pelopor perubahan, namun juga
tidak menolak atas perubahan yang terjadi. Biasanya, orang-orang seperti ini
tergolong sebagai kaum oportunis. Dimana ketika perubahan itu akan membawa
keuntungan bagi mereka, maka perubahan itu akan mereka dukung. Sebaliknya jika
mereka melihat perubahan itu tidak membawa keuntungan serta proses perubahan
tersebut cenderung gagal, mereka
memilih posisi aman dengan diam pada posisi yang ada pada saat ini.
Pada posisi ini sebenarnya, manusia
menjadi seperti tidak mempunyai pegangan hidup. Akan sangat menyedihkan ketika
mereka seharusnya bias melakukan sesuatu yang lebih baik tetapi karena arah
menuju kebaikan itu dianggap tidak memberikan kenyamanan, mereka mundur
teratur.
• Melawan perubahan
• Melawan perubahan
Posisi ini biasanya dilakukan oleh
pihak yang sudah merasa nyaman dan memiliki keuntungan atas sebuah kondisi yang
ada. Sehingga, mereka akan berusaha menolak semua usaha yang bertujuan untuk
menggantikan posisi yang sudah ada sebelumnya. Biasanya, penolakan ini
dilakukan karena pertimbangan materi dan kedudukan.
Hal yang berbau keduniaan memang
terkadang menjadi kekang terhadap hati yang tak biasa menuju arah kebaikan
dengan berjuang sekuat tenaga. Mereka lebih memilih zona nyaman hingga mati
walaupun sebenarnya zona nyaman itu bukan zona yang baik sebagai arah menuju
akhir yang baik juga.
• Berubah karena perubahan
• Berubah karena perubahan
Posisi diambil oleh mereka yang melihat
bahwa perubahan yang terjadi membawa sebuah perbaikan. Sehingga mereka merasa perlu
untuk mengikuti perubahan yang terjadi tersebut secara rasional, dan bukan atas
dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan. Namun lebih pada kesadaran bahwa
perubahan tersebut memang perlu dilakukan serta membawa ke arah kebaikan.
Hal ini biasanya dilakukan oleh orang2
yang terdesak. Mereka harus berubah atau mereka yang akan mati. Tetapi banyak
bukti bahwa perubahan yang terpaksa diawalnya ini malah menjadi jalan yang
ditempuh dengan senang hati karena menemukan rasa nyaman dalam perubahan
tersebut. Tidak menjadi masalah perubahan yang terpaksa dilakukan demi
kebaikan.
Misalnya, seorang anak yang dikirim ke
sekolah berasrama karena anak itu dianggap sangat sulit dikendalikan. Pada mulanya
sangat sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ia bahkan
mungkin akan melakukan keonaran. Tetapi lambat laun, ia malah menikmati
kehidupan barunya itu dan bahkan menjadi salah satu siswa teladan yang dianggap
sebagai bintang dalam perubahan. Hal ini banyak terjadi.
J. Memandang Proses Perubahan
Jangan diremehkan proses menuju
perubahan yang telah dilakukan. Semua bentuk aral-rintang dalam setiap perubahan
adalah satu batu lompatan yang akan membuat perubahan itu menjadi sesuatu yang
sangat disyukuri. Berubah itu tidak mudah. Rasulullah SAW sendiri mempunyai Manajemen
Perubahan yang dimulai dari penyebaran agama islam kepada kalangan terdekat
dengan cara damai. Lalu mulai sedikit demi sedikit menyebarkan ajaran agama
islam itu ke khalayak ramai.
Semua metode untuk
membuat umatnya berubah telah menjadi inspirasi yang tak ada keringnya. Ketika perubahan
itu menuntut pengorbanan yang sangat berat termasuk berpisah dengan orang-orang
yang dikasihi, semua itu dianggap sebagai upaya menegakkan kebenaran dan
keyakinan bahwa perubahan akan membawa kebaikan kepada semua orang.
K. Kesimpulan
Dari uraian yang sudah dijelaskan
diatas dapat disimpulkan jika perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi
statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan
teknologi dan dibidang pelayanan kesehatan adalah peningkatan kesadaran pasien
akan pelayanan yang berkualitas. Manajemen perubahan sendiri diartikan sebagai sebuah sikap untuk menata dan mensikapi berbagai perubahan yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Dengan demikian, kita bisa mengambil posisi secara tepat dalam menyikapi perubahan tersebut. Baik untuk menjadi pelopor perubahan, pengikut perubahan atau juga tidak bersikap apa-apa atas perubahan yang terjadi di sekitar kita.
Sumber :
o
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2258338-pengertian-manajemen-perubahan-menurut-beberapa/
http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/01/manajemen-perubahan.html
http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/01/manajemen-perubahan.html